Seratusan orang mengenakan seragam jas berwarna biru terang, warna khas kebanggaan civitas akademika Universitas Tadulako (Untad), memadati area Ballroom Hotel Best Western, Jalan Basuki Rahmat, Palu, Sabtu (8/4/2023) siang.
Kehadiran mereka dalam rangka mengikuti agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni (PP IKA) Untad periode 2022-2027.
Agenda ini adalah lanjutan pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) ke-VII IKA Untad yang berlangsung tahun lalu, tepatnya 13-15 April 2022.
Rakernas perdana yang diselenggarakan oleh organisasi wadah alumni Untad ini mengusung tema “Tadulako Untuk Indonesia”.
Tak lupa pula, dalam pelaksanaan rakernas ini, untuk pertama kalinya diluncurkan mars IKA Untad berjudul “Suara Persaudaraan” ciptaan Muhammad Tavip yang diaransemen oleh Veki Fischer.
Sejumlah alumni yang berasal dari dalam dan luar daerah Sulawesi Tengah tampak hadir. “Sekitar 175 orang peserta Rakernas yang hadir berasal dari unsur pengurus pusat, wilayah, dan cabang yang tersebar di Sulteng, Sulawesi Barat, Gorontalo, dan Jabodetabek,” ujar Husnah selaku ketua panitia kepada Tutura.Id.
Husnah juga menyebut hingga tahun ini IKA Untad sudah memiliki 18 wilayah, termasuk Gorontalo dan Jabodetabek yang baru terbentuk, serta 12 cabang di fakultas dan pascasarjana Untad.
Sebagaimana lazimnya kebanyakan organisasi, Rakernas IKA Untad punya tujuan untuk menyusun program kerja yang diharapkan berdampak terhadap masyarakat, wabil khusus bagi alumni.
Pengurus PP IKA Untad periode 2022-2027 telah menyusun lima program utama yang meliputi Go Work, Go Governance, Go Public, Go Digital, dan Go Enterpreneurship.
Sekretaris jenderal PP IKA Untad Suparman menjelaskan bahwa program Go Work memfungsikan kantor PP IKA Untad sebagai pusat layanan unggulan bagi alumni dan masyarakat.
Adapula program Go Governance mendorong tata kelola organisasi sebagai mitra strategis bagi kelembagaan Untad.
Selanjutnya, mengarahkan organisasi IKA Untad agar Go Public dalam kegiatan rakernas, rapat koordinasi nasional (rakornas), dan silaturahmi nasional (silatnas).
Kemudian, digitalisasi data alumni lewat program Go Digital serta Go Enterpreneurship untuk membentuk unit usaha produktif, yayasan, bursa kerja, dan investment day.
Upaya melaksanakan gagasan besar
Ketua Umum PP IKA Untad Ahmad Ali berharap pelaksanaan forum rakernas berdampak terhadap alumni dan masyarakat. Jadi, bukan semata untuk menggugurkan tanggung jawab sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.
“Ada tiga gagasan besar yang saya inginkan untuk IKA Untad kerjakan. Pertama, IKA bisa bermanfaat bagi anggotanya. Kedua, IKA harus memberi sumbangsih untuk Untad. Ketiga, IKA harus berkontribusi dalam pembangunan di Sulteng agar IKA Untad bisa mendapat tempat di hati masyarakat,” terang Ahmad Ali yang juga alumni Fakultas Ekonomi Untad angkatan 1987.
Sosok yang juga politisi Partai NasDem itu lantas menjabarkan bagaimana seharusnya tiga gagasan itu bisa diimplementasikan.
Pertama, tidak semua alumni Untad memiliki nasib setara. Ada alumni yang mungkin mengalami kesulitan finansial untuk menyekolahkan anak-anaknya. Keberadaan IKA Untad lewat pelbagai ajang silaturahmi diharapkan mampu meringankan beban para alumni Untad itu.
Kedua, sumbangsih IKA kepada Untad bisa dilakukan dengan cara mengakomodir para alumni yang berprestasi di bidang akademik. Hal ini juga merupakan upaya untuk meredam polemik sebagaimana pernah terjadi pada lima tahun silam.
Permintaan tersebut disampaikan langsung kepada Rektor Untad Prof. Dr. Amar Akbar Ali yang turut hadir dalam rakernas.
Sementara gagasan ketiga, lanjut Ahmad Ali, bisa diwujudkan melalui ajang silaturahmi dan penelusuran rekam jejak profesi maupun pengalaman para alumni untuk berkontribusi dalam pemerintahan.
“Lewat kesempatan ini, saya berharap IKA Untad membersamai Rektor Untad (Prof. Amar, red.) agar membawa kampus Untad ke level yang setara dengan kampus-kampus terbaik di Indonesia,” pungkas anggota Komisi III DPR RI ini.
Menjalin sinergisme
Menanggapi permintaan Ahmad Ali itu, Prof. Amar membalasnya lewat pantun. “Pergi ke laut memancing ikan, perginya bersama teman dan kerabat. Selamat datang para tamu undangan, semoga rakernas hari ini semakin erat dan bermartabat,” ujar sang rektor yang bersambut riuh tepuk tangan.
Prof. Amar menyebut kata kunci “sinergisitas” sebagai modal penting agar gagasan besar maupun program utama IKA Untad dapat berjalan maksimal.
“Institusi yang besar dapat dilihat dari alumni berkualitas yang dihasilkan,” sambung Guru Besar Fakultas Teknik Untad ini.
Kesinergisan itu diharapkannya terwujud saat Untad merestrukturisasi ulang tata kelola organisasi dan layanan di lingkup kampus yang berjuluk Bumi Kaktus.
“Nomenklatur yang akan berubah nantinya menjadikan wakil rektor bidang kemahasiswaan jadi wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni. Begitu pula dengan wakil dekan bidang kemahasiswaan berubah jadi wakil dekan bidang kemahasiswaan dan alumni,” ungkap wakil rektor bidang pengembangan dan kerjasama Untad periode 2019-2023 ini.
Menurut Prof. Amar, keberadaan alumni nantinya diharapkan berkontribusi dalam peningkatan status akreditas Untad menjadi unggulan.
Dokumentasi program kerja IKA Untad akan dijadikan bahan pertimbangan kepada asesor akreditasi yang rencananya berlangsung pada Desember 2023.
Selain itu, Untad akan merevitalisasi kembali aset dan lahan tidur yang berada di tiga daerah di Sulteng agar menjadi lebih produktif.
Pengembangan sejumlah aset tersebut dalam rangka mendukung pembangunan. Sebut saja mendirikan pusat pelatihan, ruang konvensi, dan pusat jajanan serbaada (pujasera) di Bumi Bahari. Lalu pembangunan hotel dan balairung di Bumi Nyiur.
Lingkungan sekitar kampus juga akan menghadirkan area pujasera sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya lahan di Desa Sibalaya dan Palolo akan dikembangkan menjadi lokasi sains dan technopark. Terakhir, lahan di Desa Alitupu, Poso, dikembangkan sebagai kawasan ekowisata megalith.
“Program ini sebagai upaya agar Untad punya income generating sehingga tak lagi semata-mata bergantung dari perolehan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Tetapi, sekali lagi upaya ini hanya bisa berjalan jika alumni ikut berkontribusi. Jadi pintu masuk bagi kerjasama dengan Untad,” pungkasnya Prof. Amar.
Bila melihat paparan singkat sang rektor baru tadi, maka lima program IKA Untad bisa jadi pintu masuk kerjasama bagi Untad untuk bisa berkembang lebih besar.
rakernas ikatan keluarga alumni IKA Universitas Tadulako Untad program terobosan sinergitas Ahmad Ali Amar rektor