Pameran visual ''Garis Waktu''; melihat jejak budaya Sulawesi Tengah melalui teknologi digital
Penulis: Sindi Dian Wahyuningtias | Publikasi: 29 Mei 2024 - 13:50
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Pameran visual ''Garis Waktu''; melihat jejak budaya Sulawesi Tengah melalui teknologi digital
Sorotan cahaya menggambarkan gua prasejarah dengan orang Sulawesi Tengah yang telah meninggalkan jejak pada dinding-dinging gua. Visual digital seperti ini menjadi daya tarik utama dalam Pameran Visual "Garis Waktu". (Foto: Dwi Efrian Saleh/Tutura.Id)

Medium digital kini merambah pemeran benda budaya. Ini terlihat dalam Pameran "Garis Waktu", di mana menjadikan show case digital menjadi sebuah ruang imersif yang mengajak pengunjung untuk menyelami kekayaan budaya Sulawesi Tengah dari masa ke masa.

Berbeda dengan pameran museum pada umumnya, "Garis Waktu" memanfaatkan teknologi digital visual untuk menampilkan berbagai koleksi museum dengan cara yang lebih menarik dan interaktif.

Pameran ini diselenggarakan oleh UPT Taman Budaya dan Museum Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah yang berkolaborasi dengan para seniman, sineas, dan tim kerja artistik pertunjukan. Pameran ini diadakan di Auditorium Museum Sulawesi Tengah, Jalan Kemiri Palu Barat, mulai tanggal 27-29 Mei 2024.

Pengunjung dapat menjelajahi berbagai aspek budaya Sulawesi Tengah, seperti sejarah, tradisi, kesenian, dan adat istiadat melalui media video, foto, dan instalasi digital yang memukau. Pameran ini juga menghadirkan pertunjukan seni budaya secara langsung, seperti tari tradisional dan musik daerah.

Dalam pameran visual tersebut ada cukup banyak yang ditampilkan, mulai dari visualisasi aktivitas goa purba yang ada di Morowali, arsitektur vernakular yang disajikan lewat hologram, wastra kulit kayu, dan ada cerita rakyat yang ditampikan dengan visual dan audio yang menarik.

Menurut Direktur Eksekusi Pameran Garis Waktu, Kukuh Ramadhan, gelaran pameran "Garis Waktu" merupakan langkah inovatif untuk memperkenalkan budaya Sulawesi Tengah kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.

Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan apresiasi masyarakat terhadap budaya lokal.

"Pada pameran ini kami ingin menyampaikan bahwa masih ada keterhubungan antara masa lalu dan masa kini, terutama dalam bidang teknologi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih," tutur Kukuh kepada Tutura.Id, Selasa (28/5/2024).

Dia menambahkan proses persiapan yang dilakukan untuk mewujudkan pameran ini, mulai dari ide dan gagasan, kurang lebih berlangsung selama sebulan. Namun, untuk proses eksekusinya hanya memakan waktu tujuh hari.

 wastra kulit kayu yang terpampang dipameran visual, wastra kulit kayu bukan hanya sekedar wujud ekspresi semata, melainkan juga sebagai gagasan teknologi yang telah teruji mampu berselaras dengan lingkungan sekitarnya. (Foto: Dwi Efrian Saleh/Tutura.Id)

Respons pengunjung

Pameran "Garis Waktu" mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Sejak hari pertama pembukaan, banyak pengunjung yang datang untuk melihat dan merasakan pengalaman imersif yang ditawarkan pameran ini.

Salah satu pengunjung, Rini, mengatakan bahwa dia sangat terkesan dengan pameran ini. "Pameran ini sangat menarik dan informatif. Saya banyak mendapat ilmu baru tentang budaya sulawesi tengah pada pameran ini," ujar Rini.

Pengunjung lain, Ari, mengatakan bahwa dia senang melihat pertunjukan seni budaya yang ditampilkan di pameran ini.

"Pertunjukannya sangat bagus dan menghibur, film yang ditayangkan juga sangat bagus dan menarik," kata Ari.

Menurutnya pameran "Garis Waktu" merupakan sebuah bukti bahwa budaya Sulawesi Tengah masih bisa dinikmati hingga saat ini dengan cara yang modern dan inovatif. 

Pameran ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya lokal.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
5
Jatuh cinta
1
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Menggalakkan pendanaan ekologis dalam kebijakan lingkungan di Sulawesi Tengah
Menggalakkan pendanaan ekologis dalam kebijakan lingkungan di Sulawesi Tengah
Yayasan Sikola Mombine bersama Dinas Lingkungan Hidup Sulteng mengadakan lokakarya yang mendorong pemda memanfaatkan anggaran…
TUTURA.ID - Fraksi Bersih-Bersih meminta Pemda Sulteng serius menangani krisis iklim
Fraksi Bersih-Bersih meminta Pemda Sulteng serius menangani krisis iklim
Bukan hanya sampah plastik yang jadi momok bagi lingkungan, tapi juga suburnya industri ekstraktif yang…
TUTURA.ID - Ajakan Reny Lamadjido untuk melakukan kampanye sehat dan jujur
Ajakan Reny Lamadjido untuk melakukan kampanye sehat dan jujur
Setiap berkampanye, dr. Reny selalu menjunjung tinggi etika sebagai politisi santun. Ajakan untuk tidak mencederai…
TUTURA.ID - Jadi pembeda di Pilgub Sulteng 2024, ini fakta-fakta Ahmad Ali yang jarang diketahui orang 
Jadi pembeda di Pilgub Sulteng 2024, ini fakta-fakta Ahmad Ali yang jarang diketahui orang 
Awalnya cempiang sebagai pengusaha, Ahmad Ali merintis karier di ranah politik hingga menembus level nasional.…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng