Saat remaja gandrung melakukan tes kepribadian mandiri
Penulis: Sindi Dian Wahyuningtias | Publikasi: 11 Maret 2024 - 16:39
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Saat remaja gandrung melakukan tes kepribadian mandiri
Ilustrasi melakukan tes kepribadian mandiri menggunakan MBTI | Sumber: Chayanupho/Shutterstock.com

Fase remaja kata banyak orang diibaratkan masa pencarian. “Saatnya kalian mencari jati diri.” Begitu kalimat paling sering muncul dalam dialog film atau nasihat yang disampaikan orang yang lebih tua.

Perkembangan zaman yang kemudian mengubah pendekatan para remaja untuk mencari jawaban dari pencarian tadi. Abad lampau, banyak kawula muda—karena keterbatasan akses—akhirnya mencari jati diri di jalanan. Menjadi free man. Individu yang tak ingin terkekang. Sebagian lagi tentu melakukan pendekatan lain.

Sekarang lazim kita melihat dan mendengar kaum remaja berbondong melakukan tes kepribadian yang bisa dilakukan secara mandiri. Tujuannya bukan sebatas melakukan pencarian jati diri, tapi ingin lebih jauh mencari pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka. Mencoba memahami peran mereka dalam dunia.

Tes kepribadian dapat membantu mereka menjawab pertanyaan tentang siapa mereka, bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, dan apa nilai-nilai serta kecenderungan yang mereka miliki.

Selain itu, dengan banyaknya sumber informasi yang tersedia secara daring (online), remaja makin gampang menemukan dan mengakses tes kepribadian yang beragam dan menarik minat mereka.

Melalui tes kepribadian, kaum muda dapat memperoleh pandangan baru tentang diri mereka yang bisa jadi panduan agar lebih diterima dan dipahami oleh orang lain.

Salah satu psikotes yang sedang marak beberapa tahun terakhir di kalangan remaja adalah tes kepribadian dengan metode Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Melansir The Myers-Briggs Company, lebih dari dua juta orang mengisi kuesioner MBTI setiap tahun. Menjadikannya tes kepribadian yang paling banyak digunakan dan terkenal di dunia.

16 kepribadian yang ada dalam tes MBTI | Sumber: Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Tes MBTI yang sedang naik daun

Psikotes ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak 1940. Setelah melalui berulang kali pembaruan dan validasi yang ketat, akhirnya dipublikasikan pertama kali pada 1962. Pencetusnya Katharine Cook Briggs (1875-1968) bersama putrinya, Isabel Briggs Myers (1897-1980).

Katharine terinspirasi mengembangkan tes psikologi ini setelah bertemu Clarence Myers, suami Isabel, yang menurutnya punya kepribadian unik. Sudut pandang Clarence terhadap dunia berbeda dari kebanyakan orang.

Berbekal kajian-kajian menyeluruh terhadap literatur psikologi, terutama buku Psychological Types (terbit 1921) karya Carl Gustav Jung, Katharine dan Isabel kemudian mengembangkan teori perbedaan kepribadian.

Ibu dan anak ini beranggapan, sungguhpun kepribadian setiap manusia sangat acak dan bervariasi, keteraturan masih bisa ditemukan antara satu kepribadian dengan kepribadian lain. Artinya melakukan kategorisasi kepribadian manusia bukan sesuatu yang muskil.

Awalnya, tes kepribadian ini dimaksudkan untuk membantu perempuan yang hendak memasuki dunia kerja. Seiring waktu banyak yang ikut menggunakannya, termasuk sejumlah perusahaan, untuk mengukur preferensi dasar murni psikologis seseorang dalam membuat keputusan di tempat kerja.

Tes MBTI mengklasifikasikan kepribadian seseorang berdasarkan empat dimensi; ekstrover vs. introver, cara seseorang memusatkan perhatiannya; intuisi vs. sensasi, cara seseorang menerima dan memahami informasi; pemikiran vs. perasaan, cara seseorang mengambil keputusan; dan pengaturan vs. persepsi, cara seseorang merespons dunia sekitar.

Selanjutnya, tes ini menghasilkan satu dari 16 tipe kepribadian yang bisa diakses melalui 16personalities.com sebagai cerminan preferensi individu berdasarkan keempat dimensi tadi. Laman situsweb yang sama juga bisa dimanfaatkan untuk menjajal tes MBTI secara mandiri.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tutura Indonesia Media (@tutura.id)

Pro dan kontra tes MBTI

Menurut Moh. Risqi, psikolog dari Bincang Psikolog, sebuah platform digital, asesmen, dan development center berbasis di Palu, alat ukur seperti MBTI sudah pasti melewati hasil uji coba terlebih dahulu.

“Hanya saja mengenai validitas MBTI itu masih menjadi perdebatan di kalangan psikolog hingga saat ini. Karena pada dasarnya kepribadian itu memang sangat kompleks. Sedangkan MBTI itu hanya mengelompokan menjadi empat dimensi,’’ tutur Risqi kepada Tutura.Id (28/2/2024).

Validitas MBTI hingga saat ini memang masih jadi perdebatan, termasuk di kalangan psikolog. Mereka yang kontra menyebut bahwa MBTI bermasalah dalam hal metodologis dan teoritis.

Beberapa psikolog menilai bahwa MBTI memiliki validitas yang terbatas dalam mengukur kepribadian dengan akurasi yang konsisten. Mereka mencatat bahwa tes ini mendasarkan pada teori yang relatif sederhana dan terkadang terlalu menggeneralisasi kompleksitas individu.

Selain itu, beberapa kritik juga menyoroti masalah konsistensi dan stabilitas hasil tes dari waktu ke waktu. Beberapa individu yang sama bisa memperoleh hasil berbeda ketika mereka mengambil tes pada waktu yang berbeda.

Namun, beberapa psikolog dan pengguna MBTI menganggap tes ini bermanfaat sebagai alat untuk refleksi diri dan pemahaman interaksi sosial. Mereka melihat MBTI lebih sebagai alat konversasional dan pemicu introspeksi daripada alat diagnostik yang pasti.

Oleh karena itu, merujuk pernyataan Anthony Dio Martin, seorang ahli psikologi, trainer, dan pembicara, dalam situsweb pribadinya, penting untuk menggunakan tes ini dengan pemahaman akan keterbatasannya. Lalu mengimbanginya dengan alat penilaian lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang kepribadian seseorang.

Andi Baso Djaya turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
1
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Menjaga kewarasan mahasiswa pada Pilkada 2024
Menjaga kewarasan mahasiswa pada Pilkada 2024
Mahasiswa harus menganggap pilkada bukan sekadar ajang momentual, tapi kesempatan untuk memastikan perubahan dan perbaikan…
TUTURA.ID - Melihat kembali status kesehatan mental Gen Z di Sulteng
Melihat kembali status kesehatan mental Gen Z di Sulteng
Apa kabar kesehatan mental Gen Z di Sulteng? Terkait  peringatan Hari Kebahagiaan Internasional, Tutura.Id mengajak…
TUTURA.ID - Kekerasan seksual di jalanan dan ruang publik Kota Palu
Kekerasan seksual di jalanan dan ruang publik Kota Palu
Bagian privat perempuan jadi target pelaku kekerasan seksual di ruang publik yang seharusnya aman. Kasus…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng