Teddy Lahinta: Skena stand-up comedy di Palu masih agak lambat bertumbuh
Penulis: Anggra Yusuf | Publikasi: 13 Mei 2024 - 17:08
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Teddy Lahinta: Skena stand-up comedy di Palu masih agak lambat bertumbuh
Teddy Lahinta saat mengadakan special show bertajuk "Perempuan Tanpa Tanda Jasa" di Aula Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah (4/5/2024) | Sumber: instagram.com/teddylahinta

Suara tepuk tangan menggema mengisi aula Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah, Jalan Setia Budi, Palu, Sabtu (4/5/2024) malam. Apresiasi dari sekitar 120-an penonton itu khusus dilayangkan untuk Teddy Lahinta yang tuntas mengadakan special show bertajuk “Perempuan Tanpa Tanda Jasa”.

Bagi penikmat stand-up comedy di Palu, Teddy bukan sosok asing. Berbekal kepandaian mencipta bit alias lelucon komedi, pemuda asal Desa Eeya, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong ini telah menjadi salah satu ikon di panggung komedi lokal.

Teddy memulai jalan sebagai komika sejak awal 2018. Kala itu ia masih berstatus mahasiswa di Program Studi Bahasa Indonesia, Universitas Tadulako. Kini ia dipercaya rekan-rekannya sesama komika untuk menjabat sebagai Ketua Stand-up Indo Palu.

“Secara kebetulan salah satu senior di kampus lihat mungkin saya lucu, eh, diajak gabung ke Stand-up Indo Palu," ucap Teddy mengenang titik awalnya berkecimpung di dunia komika.

Kami mewawancarai Teddy berantara sehari usai pertunjukan spesialnya yang menyita banyak tawa dan haru. Ada banyak hal yang diungkapkannya. Berikut petikan wawancaranya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Stand Up Indo Palu (@standupindo_palu)

Bawa harapan apa waktu terpilih jadi ketua Stand-up Indo Palu?

Kurang lebih bagaimana supaya kami anak komunitas ini bisa hidup, lah, istilahnya. Maksudnya bukan berarti semata-mata dari stand-up. Bisa dapat panggung yang merata. Begitu juga kualitasnya. Ekosistemnya hidup. Itu diperlukan supaya lebih orang kenal bahwa di Palu ini ternyata ada komunitas stand-up comedy.

Perkembangan skena stand-up di Palu sudah sejauh mana?

Menurut saya agak lambat bertumbuh. Bukan pertumbuhan komikanya, tapi pertumbuhan dari segi orang yang mau nonton masih agak lambat.

Terus kalau di Jawa, misalnya, yang namanya open mic berarti latihannya para komika. Orang-orang di sana sudah tahu itu tempat komika tes materi komedi. Tidak harus lucu. Sementara di Palu penonton tahunya kalau yang begitu harus lucu.

Jadi, masih banyak yang tidak tahu seperti apa itu dunia stand-up.

Apa upaya Teddy dan teman-teman di komunitas untuk mengatasinya?

Pasti salah satunya melalui open mic. Kami bilang bahwa open mic adalah ajang latihan. Selain itu, saya kadang masuk (berbaur) dengan event-event lain di luar stand-up. Alhamdulillah, ada juga dampaknya. Orang-orang yang bikin acara mulai undang kami.

Lantaran jadi komika, biasanya harus selalu melucu di tongkrongan. Pernah merasa risih?

Kadang, sih. Maksudnya kalau nongkrong, ya, nongkrong saja. Kan temungkin, misal dia gitaris kita suruh, “Coba mainkan dulu melodi.” Jadi tidak natural suasana. Ya, walaupun tidak bisa juga lepas identitasku. Terima saja. Ha-ha-ha.

Tidak takut bakal kehabisan bahan komedi?

Tidak juga, sih. Justru nongkrong pasti ada bicara-bicara yang lucu begitu. Malah ada celetukan dan beberapa topik pembahasan yang bisa dijadikan materi komedi.

Bedanya jokes tongkrongan dengan yang di panggung seperti apa?

Sama saja sebenarnya. Cuma bedanya itu dalam hal objek. Maksudnya pendengar. Kalau di tongkrongan, karena cuma kita-kita pasti jadi lucu. Beda cerita dengan di panggung yang banyak orang nonton dan harus kita ambil perhatiannya untuk kita bawa di alur cerita yang kita bawakan. Harus pintar-pintar mengolahnya jadi materi.

Biasanya anak-anak stand-up yang baru gabung pas open mic bawa jokes tongkrongan di panggung. Kelihatan kalau yang ketawa itu pasti teman-temannya atau yang memang paham. Yang diam pasti masih mencerna dulu.

Teddy Lahinta saat mengadakan special show pertama yang bertajuk "STANDUPCOMTEDDY" | Sumber: instagram.com/teddylahinta

Sebagai komika pernah mengalami hal-hal yang bikin patah semangat?

Pernah. Biasanya karena faktor pemandu acaranya. Dalam beberapa momen, cara mereka memperkenalkan torang biasa tidak kena.

Contohnya sebelum tampil torang ditanya-tanya lagi. Beda. Jangan disamakan ba-present seperti musisi atau Mario Teguh. Kalau mau pemandu acaranya saja yang torang roasting.

Kedua, jujur-jujuran ini masalah pembayaran. Misalnya dorang tanya, “Berapa?” Saya jawab, “Sekian rate card-ku” dan dorang tawar. Habis itu kadang mereka request lagi, “Bisa tidak bahas ini?”

Maksudku sudah ba tawar jangan ba request. Harusnya menambah harga karena harus menulis (materi) ulang.

Pernah ada dalam situasi susah dapat inspirasi saat menyusun materi?

Biasa yang memengaruhi itu karena tidak ada job. Jadinya tidak produktif. Atau sudah rajin menulis, tapi setelah saya tes materinya macam tidak kena.

Kalau mau tampil pasti ada satu, dua, atau tiga bit baru yang saya bawakan. Jadi bukan materi-materi lama semua. Tetap ada kebaruannya. Itu yang menyebabkan kenapa stand-up ini mahal.

Bagaimana cara Teddy mengatasi kalau buntu inspirasi?

Jalan-jalan. Terkadang ada yang di jalan terpikir atau ada yang kita lihat kejadian. Biasanya kalau sudah begitu langsung singgah dan tulis memang di ponsel. Supaya tidak lupa.

Teddy Lahinta saat tampil menyemarakkan acara pemutaran film dengan tema "Hidup Dengan Bencana", 28-30 September 2022 | Sumber: instagram.com/teddylahinta

Kepikiran mau merambah dunia kreatif lain?

Pas kuliah saya gabung dengan Sanggar Seni Bahana, ambil divisi musik. Setelah satu tahun, saya sudah jadi penggarap, bukan lagi jadi player. Ternyata saya juga bisa bidang lain. Dan saya tertarik dengan alat musik tradisional lalove dan mbasi-mbasi.

Saya juga pernah melatih siswa-siswi MAN Insan Cendekia Palu untuk ikut lomba musikalisasi puisi tingkat nasional dan bisa juara pertama waktu itu. Sekarang sudah tidak saya tekuni lagi karena sudah selesai kuliah.

Biasanya nama komika main terkenal setelah ikut ajang pencarian bakat, tidak ada niat mau ikut?

Kepikiran dan mau sekali. Pernah ikut yang audisi online. Kirim video, tapi akhirnya tidak lolos. Soalnya setelah Oki Dg. Mabone ada perubahan format audisi di SUCA (Stand-up Comedy Academy) dan SUCI (Stand-up Comedy Indonesia). Sebelumnya di Makassar paling dekat untuk ikut audisi, sekarang malah harus ke Surabaya.

Seandainya ada lagi nanti audisi buka di Makassar, saya pasti mau ikut. Mana kita tahu rezeki, kan?

Prioritas sekarang berarti hanya stand-up?

Untuk sekarang ini kalau lihat kondisinya, tidak juga jadi prioritas utama. Maunya tetap ada pekerjaan tetap. Agak susah menabung cuma andalkan stand-up karena untung-untungan dalam satu bulan dapat job. Ekonomi yang berbicara ini.

Apalagi kita ini, kan, laki-laki, mau melamar anaknya orang. Ha-ha-ha.

Maunya stand-up jadi kerja sampingan saja, tapi tetap harus diurus. Kalau dilepas rugi juga karena masuk uang juga dari sini. Yang kedua tidak bisa dipungkiri orang turun di dunia entertainment pasti cari popularitas juga.

Pencapaian apa yang belum kesampaian sejauh ini?

Satu itu saja, sih. Ikut kompetisi, tapi belum lolos. Rata-rata komika itu pencapaian yang nomor satu karena mau juga merasakan bagaimana ketemu juri-juri hebat. Jadi juara nomor sekian, yang penting pernah ikut karena itu jalan besar dan pasti orang notice.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Merawat memori bergabungnya Sulteng ke Indonesia
Merawat memori bergabungnya Sulteng ke Indonesia
Pada 6 Mei 2023, Komunitas Historia Sulawesi Tengah mengenang momen bergabungnya kerajaan-kerajaan di…
TUTURA.ID - Kisah di balik hijrah sang pendiri Rumah Dua Jari
Kisah di balik hijrah sang pendiri Rumah Dua Jari
Rumah Dua Jari merupakan yayasan nirlaba asli Tanah Kaili. Dardi Dinata Arsyad sebagai pendiri mantap…
TUTURA.ID - Berjuang menghidupkan teater di tengah keterbatasan ruang pertunjukan
Berjuang menghidupkan teater di tengah keterbatasan ruang pertunjukan
Memperingati Hari Teater Sedunia tahun ini, Sanggar Seni Lentera berharap pemerintah membangun ruang pertunjukan yang…
TUTURA.ID - Komunitas Pelajar Berbudaya pesemaian dalam melestarikan kesenian tradisional Sulteng
Komunitas Pelajar Berbudaya pesemaian dalam melestarikan kesenian tradisional Sulteng
Para anggota Komunitas Pelajar Berbudaya tak hanya pelajar dari Kota Palu, tapi juga melebar hingga…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng