“Akhirnya, di tengok-tengok Palu Barat kasiang,” kata seorang warganet ketika melihat sembilan foto desain revitalisasi Taman Lasoso, kiriman media sosial (medsos) Instagram @palu.kota milik Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Kamis (20/7/2023).
Komentar ini cukup senada dengan alasan di balik rencana revitalisasi Taman Lasoso yang digaungkan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu.
“Pemkot Palu akan merevitalisasi taman di Palu Barat yang telah lama diidamkan oleh warga,” demikian penggalan kapsi kiriman yang mendapat lebih dari 3 ribu tanda suka dan 140-an komentar itu.
Meski pernyataan dan alasan ini saling berhubungan, tetapi bila ditelaah lebih dalam, ada maksud satir di balik pernyataan warganet tersebut.
Pasalnya, selama ini proyek revitalisasi taman masih berkutat di sisi timur Kota Palu.
Sebut saja Taman Taipa di Kelurahan Taipa, Palu Utara, Taman Bundaran Nasional yang terletak di jalan lingkar Hasanuddin-Cempaka, Kelurahan Lolu Utara, Palu Timur, dan Taman Vatulemo di Kelurahan Tanamodindi, Palu Timur.
Taman Taipa dan Taman Bundaran Nasional sudah selesai dibangun dan diresmikan pada tahun 2022. Sementara Taman Vatulemo sudah mulai direvitalisasi sejak medio Mei 2023, dan akan berlanjut hingga tahun 2024.
Teranyar, Pemkot Palu akan merevitalisasi taman di bundaran Jabal Nur, di Kelurahan Talise, Palu Timur dan Taman Lasoso di Kelurahan Lere.
Ringkasnya, kurun waktu setahun terakhir, Kota Palu sudah punya dua RTH baru, dan akan menyusul tiga lainnya pada tahun 2024. RTH yang direvitalisasi ini tersebar di Palu Utara (1), Palu Timur (3), dan Palu Barat (1).
Untuk memperbaiki RTH ini, Pemkot Palu memperoleh pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Palu Tahun 2022, corporate social responsibility (CSR) PT.Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi), dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulteng.
Proyek revitalisasi taman di era kepemimpinan Hadianto Rasyid dan Reny Lamadjido selaku wali kota dan wakil wali kota Palu, sebenarnya tidak muncul begitu saja.
Sejak kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palu Tahun 2022, Hadi memang punya rencana mengubah estetika Kota Palu. Rencana itu dituangkan dalam 53 program unggulan. Konon, revitalisasi taman-taman ini masuk dalam program ruang terbuka hijau (RTH) setiap kecamatan.
Bila merujuk progres realisasi janji Hadi-Reny di atas, tentunya masih ada lima kecamatan lainnya yang butuh sentuhan untuk revitalisasi RTH. Kecamatan itu, antara lain: Tawaeli, Mantikulore, Palu Selatan, Tatanga, dan Ulujudi.
Lihat postingan ini di Instagram
Taman Lasoso: di bangun sejak era Aminudin Ponulele
Taman Lasoso ini, kabarnya sudah dibangun sejak era Aminudin Ponulele, Gubernur Sulteng periode 1996-2001. Di era yang sama wali kota Palu dijabat oleh Rully Azis Lamadjido (1995-2000). Artinya, taman ini sudah berusia lebih dari 20-an tahun.
Fakta lainnya, taman yang juga karib dikenal dengan Taman Patung Kuda Bantilan ini, merupakan satu-satunya RTH berkonsep taman di kawasan Palu Barat. Bila sesuai rencana, maka taman ini menjadi yang pertama dan satu-satunya RTH yang akan direvitalisasi di Kecamatan Palu Barat.
Meski lebih dikenal dengan nama Taman Lasoso dan Taman Patung Kuda Bantilan, tetapi sebenarnya taman berbentuk trapesium sembarang ini punya nama lain yang lebih lama yaitu Taman Patung Kuda Bumi Bahari.
Bila selesai direvitalisasi, Pemkot Palu akan memberi nomenklatur baru yang resmi untuk Taman Lasoso yaitu Taman Bundaran Patung Kuda Bumi Bahari. Hal itu juga terlihat pada pilar di salah satu gambar desain revitalisasinya.
Sekalipun Pemkot Palu tak menyebut alasan di balik pergantian nomenklatur baru taman itu, tetapi kita bisa menerka berdasarkan pengamatan mata di lapangan.
Pertama, meski berbentuk geometri trapesium sembarang tetapi Pemkot Palu akan memberi nama taman bundaran. Penyebabnya, boleh jadi karena lokasinya tepat berada di jalan lingkar penghubung Jalan Mokolembake, Jalan Lasoso, Jalan Bantilan, dan Jalan Datu Adam. Artinya, kita bisa mengitari lokasi ini 360 derajat atau lingkaran penuh.
Kedua, sebelum rencana revitalisasi, jauh di tengah-tengah taman memang sudah terdapat patung kuda berwarna cokelat. Keberadaan patung kuda tetap dipertahankan. Hanya saja bedanya, patung kudanya bertambah satu dalam desain teranyar.
Ketiga, Bumi Bahari. Itu merujuk penamaan kawasan tidak resmi di wilayah ini. Penamaan Bumi Bahari, konon karena di kawasan ini, dulunya masih merupakan wilayah perairan Teluk Palu. Penyebutan Bumi Bahari juga melekat dengan penamaan Kampus Bumi Bahari, lokasi awal keberadaan Universitas Tadulako (Untad).
Jika Taman Lasoso ini selesai direvitalisasi, maka ini bisa menjadi wajah baru di kawasan Palu Barat sekaligus menjadi ikon baru di Kota Palu.
taman lasoso taman patung kuda bantilan taman bundaran patung kuda bumi bahari taman ruang terbuka hijau RTH revitalisasi Palu