Efek domino penyelenggaraan Palu Sport Event 2023
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 15 November 2023 - 16:48
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Efek domino penyelenggaraan Palu Sport Event 2023
Balap sepeda jadi salah satu dari lima cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Palu Sport Event 2023 (Sumber: eputi3.kemenpora.go.id)

"Alhamdulillah, semua hotel di Palu sudah penuh," begitu ungkapan syukur Wali Kota Palu Hadianto Rasyid saat membuka ajang Palu Sport Event (PSE) di Taman GOR, Jalan Moh. Hatta, Sabtu (11/11/2023) pagi.

Okupansi alias keterisian hotel yang dimaksudkan imbas dari penyelenggaraan PSE yang menjaring sekitar 3000 peserta. Tentu tak semua peserta berasal dari luar Kota Palu sehingga harus buka kamar hotel.

Sekadar informasi merujuk “Statistik Perhotelan Provinsi Sulawesi Tengah 2022”, jumlah hotel (kategori bintang dan melati) di Kota Palu—hingga 2021—tercatat sebanyak 97 hotel dengan 1.943 kamar dan 2.758 tempat tidur.

Ambil misal setengah total peserta PSE berasal dari luar Palu yang butuh tempat menginap, daya tampung hotel-hotel di kota ini, belum lagi beberapa pondok wisata (guest house) dan rumah tinggal (homestay), jelas lebih dari cukup.

Sebermula Pemerintah Kota Palu mengadakan PSE agar ada magnet yang mendatangkan banyak orang melawat ke ibu kota Provinsi Sulteng ini.

Caranya dengan memadukan olahraga dengan pariwisata. Istilah kerennya sport tourism. Dus, industri pariwisata di Kota Palu yang sempat ambruk kena hantam bencana dan pagebluk Covid-19 diharapkan bisa kembali ramai. Pun bisa membantu pemasukan bagi pelaku UMKM lokal.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Palu (@pariwisata.palukota)

Bermaksud menancapkan kenangan indah di hati peserta luar daerah sehingga tertarik datang kembali, panitia menghelat pula “City Tour: Jelajah Lembah Palu”.

Program jalan-jalan mengunjungi beberapa tempat wisata ini gratis untuk peserta yang berasal dari luar Sulteng.

Lokasinya mengunjungi Museum Daerah Provinsi Sulteng, bekas lokasi Perumnas Balaroa, Kompleks Makam Dato Karama, Rumah Adat Souraja, Petobo, Gong Perdamaian, dan Pantai Talise sebagai destinasi terakhir.

Selain itu, para peserta tur juga berkesempatan mencicipi makanan khas Kota Palu.

Jadinya PSE bukan hanya soal olahraga, tapi juga bisa memberikan efek domino yang mampu menggerakkan roda perekonomian di kota ini.

PSE yang perdana berlangsung tahun ini melombakan lima cabang olahraga, mulai dari half marathon, balap sepeda, bola voli, paralayang, dan bulu tangkis. Dua cabor yang dituliskan pertama sudah menyelesaikan keseluruhan pertandingannya.

Sepak bola sebenarnya juga masuk dalam agenda. Hanya saja kemudian batal terlaksana. Alasannya karena bentrok dengan perputaran roda kompetisi Liga Indonesia.

Masing-masing cabor berlangsung dalam waktu dan tempat yang terpisah. Rangkaian acara olahraga ini dijadwalkan berlangsung hingga 24 November 2023.

Area parkir depan Hotel Buana yang berlokasi di Jalan R.A Kartini, Lolu Selatan (Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id)

Demi membuktikan klaim yang dilontarkan Hadianto Rasyid soal terisinya semua kamar hotel, Tutura.Id coba mendatangi sejumlah hotel di Kota Palu untuk menanyakan dampak penyelenggaraan PSE terhadap tingkat hunian kamar.

Hotel Buana yang terletak di Jalan R.A Kartini, Lolu Selatan, jadi tujuan pertama kami. Menurut pengakuan Rudy selaku manajer hotel, ada sekitar 15 orang atlet peserta PSE yang datang menginap.

“Sepengetahuan kami mereka semua atlet voli. Cuma karena mereka sibuk, kan, jadi tidak sempat tegur sapa begitu,” kata Rudy.

Rudy menyebut para atlet tersebut memesan kamar secara pribadi. Ini sejalan dengan yang diungkapkan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palu Akhir Armansyah.

“PSE tidak memfasilitasi biaya akomodasi peserta, baik dalam ataupun luar wilayah Palu. Kami hanya rekomendasi tempat saja,” ungkap Akhir Armansyah kepada Tutura.Id (11/11).

Pun demikian, lanjut Rudy, saat check-in para peserta datang ditemani panitia. Ketika atlet-atlet tersebut hendak latihan dan bertanding, tetap ada panitia yang siap antar jemput. Khusus pertandingan cabor bola voli berlangsung di Gelora Bumi Kaktus, Talise. “Biasanya mereka pagi atau sore jadwalnya,” imbuh Rudy.

Jadi bagian yang kecipratan efek domino penyelenggaraan PSE tentu bikin girang. “Lumayan delapan kamar bisa terisi oleh 15 orang atlet tadi. Harapannya ke depan kalau ada event lagi, hotel-hotel kecil yang lebih diberdayakan,” ucap Rudy mengakhiri percakapan.

Suasana lobi dan meja informasi sekaligus resepsionis di Hotel Sentral (Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id)

Hotel Sentral yang terletak di Jalan Wolter Monginsidi, Tatura Selatan, jadi tujuan kami berikutnya.

Penuturan Harjono selaku manajer operasional, mereka sempat kedatangan enam atlet balap sepeda yang memesan tiga kamar. Seturut berakhirnya perlombaan balap sepeda, keenam atlet tersebut sudah check-out. Hingga saat ini mereka belum menerima lagi tamu dari kalangan atlet peserta PSE.

“Memang kemarin itu (hotel kami, red.) ada kenaikan pengunjung, tapi bukan atlet (yang datang menginap). Orang yang datang punya urusan lain di Palu. Kalau atlet yang menginap cuma enam orang,” kata Harjono.

Konfirmasi berikutnya coba kami dapatkan dari Ketut Sadrini yang menjabat humas di Hotel Santika. Lokasi hotel ini sangat strategis karena berseberangan dengan Taman GOR, tempat pembukaan cabor half marathon dan balap sepeda.

Ketut menjelaskan bahwa tamu yang menginap di hotel mereka kebanyakan pengunjung dengan kepentingan lain. Jadi tidak berhubungan dengan penyelenggaraan PSE.

Semisal ada satu dua atlet yang menginap juga susah untuk mereka cari tahu lantaran sistem pesan kamarnya dilakukan atas nama pribadi. Beda cerita jika didaftarkan atas nama induk organisasi olahraga yang dipertandingkan.

Terakhir kami menyambangi Swiss-Belhotel, Silae. Lokasinya berdekatan dengan Central Sport Silae, arena pertandingan cabor bulu tangkis yang diagendakan berlangsung 18-24 November.

Menurut kesaksian pihak hotel, hingga saat ini belum ada tanda-tanda kedatangan para atlet yang menginap.

“Biasanya, kan, atlet bawa perlengkapan. Ini sepertinya tidak ada. Apalagi kalau sistemnya booking sendiri. Jadi susah untuk tahu mereka datang untuk PSE atau tidak,” ujar sang narasumber yang enggan dipublikasikan namanya.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Komunitas Palu Skateboarding berharap perhatian pemerintah daerah
Komunitas Palu Skateboarding berharap perhatian pemerintah daerah
Terbentuk sejak 2008, komunitas Palu Skateboarding belum kunjung mendapat perhatian pemerintah daerah. Padahal mereka telah…
TUTURA.ID - Menyikapi racauan turis soal kondisi Kepulauan Togean
Menyikapi racauan turis soal kondisi Kepulauan Togean
Pemandu wisata dan pemilik resor di kawasan wisata Kepulauan Togean buka suara menanggapi keluhan seorang…
TUTURA.ID - Unjuk karya pelaku usaha kerajinan tangan di Sulteng
Unjuk karya pelaku usaha kerajinan tangan di Sulteng
Handicraft Expo Sulteng 2023 menghadirkan 10 perwakilan Dekranasda dan 9 pelaku IKM yang bergerak di…
TUTURA.ID - Ekspor produk UMKM di Sulteng tersendat soal kuantitas dan kontinuitas
Ekspor produk UMKM di Sulteng tersendat soal kuantitas dan kontinuitas
Disperindag Sulteng menggelar Sulteng Export Forum 2024. Acara ini diharapkan bisa mendorong UMKM memasarkan produknya…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng