Korban pembatalan Feelings Festival bertekad menempuh jalur hukum
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 22 Februari 2024 - 17:01
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Korban pembatalan Feelings Festival bertekad menempuh jalur hukum
Ilustrasi pembeli tiket konser. Masih banyak kejadian pembatalan konser di Palu akibat salah urus. Konsumen alias pembeli selalu jadi pihak yang paling dirugikan (Foto: Akhmad Dody Firmansyah/Shutterstock)

Deswita (20) telah lama menyukai Vierra yang sekarang bersalin nama jadi Vierratale. Ketika mengetahui band yang beranggotakan Widy Soediro Nichlany (vokalis), Kevin Aprilio (kibordis), dan Raka Cyril Damar (gitaris) akan manggung lagi di Palu, tanpa pikir panjang ia langsung membeli tiket.

Feelings Festival. Demikian nama acara yang hendak memanggungkan band pelantun “Jadi yang Kuingankan” itu. Lokasinya di Lapangan Telkom, Jalan H. Juanda, Besusu Timur, Palu Timur. Jadwalnya pementasannya, Jumat, 23 Februari 2024. Selain Vierratale, ada pula nama Last Child dalam lis. Steadygroove, Diari, dan Gelombang Party—tiga band asal Palu—jadi pembukanya.

Akun Instagram @feelings_festival getol mempromosikan giat mereka, salah satunya mengadakan potongan harga tiket memanfaatkan fitur story. Semisal promo diskon harga saat merayakan Hari Imlek.

Bagi Deswita, Vierratale telah menemani hari-harinya sejak masa SMP hingga sekarang dirinya berstatus karyawan. Ketika Widi dkk. mengadakan konser di Gelora Bumi Kaktus (sekarang mendapat tambahan Andi Raga Pettalolo Gelora Bumi Kaktus), pada 19 Oktober 2022, Deswita juga hadir sebagai penonton.

“Soalnya lagu-lagunya seru dan kadang related dengan saya. Makanya saya mau nonton mereka lagi,” tulisnya saat dihubungi Tutura.Id via aplikasi berkirim pesan, Kamis (22/2/2024) pagi.

Ternyata, kenyataan tak seindah harapan. Asa Deswita larut dalam kebahagiaan mendendangkan lagu-lagu Vierrratale musnah seketika. Panitia Feelings Festival, Minggu (18/2), mengumumkan bahwa Vierratale batal menjadi salah satu penampil utama.

Pengumuman tersebut, lagi-lagi disampaikan melalui fitur story yang notabene bernapas pendek hanya 24 jam, berselang sehari setelah akun Instagram @vierratale___ menyatakan bahwa mereka tidak tampil dalam acara Feelings Festival.

Salah satu jenama rokok terkenal yang menjadi sponsor tunggal langsung memutuskan mundur. Segala bentuk publikasi acara tersebut, termasuk baliho-baliho yang kadung terpasang, mereka turunkan.

Dalam industri pertunjukan, salah satunya penyelenggaraan konser musik, mencatut nama artis dalam publikasi acara tanpa disertai tanda jadi adalah praktik haram. Tanda jadi itu minimal berupa pembayaran Down Payment (DP) alias uang muka dari total honorarium yang ditetapkan masing-masing artis.

Setiap musisi punya kebijakan berbeda perihal besaran dan termin pembayaran honorarium. Umumnya ada tiga tahap pembayaran sebagai tanda jadi; sebesar 15% dari total honor untuk mengunci tanggal pertunjukan, lalu mengirimkan lagi 50% dari keseluruhan fee artis, dan terakhir pelunasan alias pembayaran 100%.

Praktik dalam penyelenggaraan konser atau festival musik di Kota Palu yang sering berakhir antiklimaks atau dibatalkan, penyelenggara acara alias Event Organizer (EO) tak mengantongi modal awal untuk menutupi biaya produksi, termasuk honor musisi.

Semua pemasukan untuk membiayai produksi acara mereka sandarkan dari hasil penjualan tiket presale dan early bird. Kita sama mengetahui apa akibatnya bila opsi ini yang diambil.

Jika tak memenuhi target, otomatis angka minus yang muncul. Bagi promotor atau EO profesional, sudah tentu menjadi kewajiban mereka untuk terus melanjutkan acara meski harus menanggung kerugian besar. Toh, ini memang risiko yang harus mereka tanggung. Lagi pula dana untuk menutupi keseluruhan produksi telah mereka sediakan. Show must go on!

Beda cerita jika kasus serupa menimpa penyelenggara yang berisi kumpulan orang tidak profesional dan minim pengalaman. Pembatalan hampir pasti jadi pilihan. Semisal mereka kukuh melanjutkan acara, maka pertanyaannya mengutip meme video Yusuf Mansur yang terkenal, “Dari mana duitnya?!”

Oleh karena itu, beberapa promotor musik berpengalaman di negeri ini, mulai dari Adrie Subono (JAVA Musikindo) hingga Dewi Gontha dari Java Festival Production telah lama mengingatkan, jangan pernah mengharapkan hasil penjualan tiket untuk menopang kelangsungan konser.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Step! (@stepmagz)

Firasat buruk tentang Feelings Festival

Deswita mengaku sudah ada firasat buruk tentang penyelenggaraan Feelings Festival yang carut-marut sejak penghujung tahun 2023. Awalnya acara ini dijadwalkan berlangsung 16 Desember. Kala itu barisan penampil lokalnya adalah Rakesh dan Prince of Mercy.

Tema acara yang mereka pilih “Fall in Love x Broken Heart”. Menyesuaikan isi larik lagu-lagu dua band penampil utama. Vierratale digambarkan dalam poster mewakili kubu yang fall in love (jatuh cinta). Sementara Last Child sebagai perwakilan orang-orang yang broken heart (patah hati).

Lantaran sudah lama terpincut lagu-lagu Vierratale, Deswita membeli dua lembar tiket kelas reguler seharga total Rp240 ribu.

“Saya transfer uang pembeliannya tanggal 12 November 2023 via DANA ke rekening atas nama Aldi Rudolf. Masih ada saya simpan bukti transferannya,” ungkap Deswita.

Berdasarkan isi proposal kepada salah satu sponsor yang berhasil kami dapatkan, foto dan nama Aldi Rudolf tercantum sebagai sekretaris. Ada lagi Moh. Ardiansyah (selaku ketua), Rizqan Prafajarwan (wakil ketua), Meliana Putri (bendahara), Moh. Yusuf (wakil sekretaris), dan Ajie Priatama (koordinator lapangan).

Tertera nama Nanopa Organizer sebagai panitia penyelenggara. Mereka terbentuk sejak 2021 dan mengaku telah mengadakan berbagai acara, semisal Celebes Music Concert yang menghadirkan Rizky Febian, KOSS 13, KOSS 14, SMART SMANTIG POSO, dan masih banyak acara lainnya. KOSS adalah singkatan Kolaborasi Seni Smada, semacam pentas seni yang berlangsung di SMA Negeri 2 Palu.

Menjelang hari yang dijanjikan, 16 Desember 2023, panitia kemudian bikin info pembatalan. Alasannya waktu penyelenggaraan bersamaan dengan masa kampanye Pemilu 2024. Panitia kala itu mempersilakan konsumen yang kadung membeli tiket untuk melakukan pengembalian dana (refund).

Deswita sudah mencoba untuk melakukan refund, hanya saja proses pengembalian uang tiket yang disampaikan panitia tidak jelas.

“Info yang mereka berikan di sosial media cuma sepotong-sepotong. Misalnya tidak ada info kapan tanggal penutupan atau batas untuk pembeli yang ingin melakukan fefund. Apa saja prosedur untuk melakukan refund juga tidak diberitahukan. Seharusnya ada arahan kepada kami selaku pembeli yang ingin melakukan refund, tapi itu tidak dilakukan. Alhasil kami sebagai konsumen jadi kebingungan harus bagaimana,” kata Deswita panjang lebar melalui sambungan telepon, Rabu (21/2) malam.

Lantaran buntu ketika hendak meminta pengembalian uang saat jadwal konser bergeser jadi 23 Februari, Deswita mencoba bersabar untuk menunggu perhelatan Feelings Festival seperti yang dijanjikan. “Kami coba ikuti prosedurnya. Toh, konsernya tidak batal, hanya dimundurkan saja jadwalnya.”

Ternyata kekhawatiran tersebut jadi kenyataan. Vierratale yang jadi alasan membeli tiket batal tampil. Deswita bergegas mengirimkan pesan langsung via Instagram untuk meminta uang tiketnya dikembalikan. Panitia kemudian mengiyakan keberatan yang disampaikan Deswita dengan balasan, “Iya, ditunggu ya infonya.”

Info yang dijanjikan memang akhirnya terbit dalam bentuk pengumuman melalui fitur story di Instagram (21/2). Hanya saja tak sesuai harapan. Deswita dan para pembeli lainnya terhenyak saat membacanya.

“Untuk semua refund akan kami berikan proporsi seperti:

VIP 50%

Reguler 50K/tiket”

Alasan pemotongan tersebut karena, “Beberapa masalah internal dan beberapa problema sponsorship yang sangat krusial bagi event kami sementara semua dana event telah dibayarkan kepada pihak guest star.”

Saat dihubungi secara terpisah, Diari dan Steadygroove, dua band asal Palu yang turut jadi pengisi acara mengaku belum menerima panjar honor sepeser pun dari panitia.

Pengakuan salah seorang panitia, seperti ditirukan Deswita, mereka telah membayarkan uang muka alias DP manggung untuk Last Child. Uang itu tentu saja hangus karena pembatalan bukan dari pihak artis, melainkan kelalalaian penyelenggara.

Deswita bersama beberapa orang pembeli lain tentu saja menolak harus menanggung akibat dari kesalahan yang dilakukan panitia. Mereka tegas menuntut pengembalian uang tiket 100%. Pijakan kuat nan berdasar itu bikin Deswita dkk. emoh memasukkan data dalam formulir daring yang disediakan panitia.

“Kami merasa sangat dirugikan dengan keputusan panitia ini,” ujar Deswita lirih. Hanya berselang beberapa jam dari keputusan panitia yang menyunat hak konsumen tadi, Deswita dkk. melayangkan laporan secara lisan kerugian yang mereka alami ke bagian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Polda Sulteng. Petugas kemudian mengarahkan mereka agar memasukkan laporan tertulis disertai bukti-bukti ke Polresta Palu.

Petugas di bagian SPKT Polda Sulteng menyebut kasus yang dilaporkan Deswita dkk. bukan lagi kategori tindak pidana ringan atau tipiring. Pasalnya jumlah kerugian yang dialami konsumen yang kadung membeli tiket melebihi Rp2,5 juta.

“Kami ini maunya pengembalian uang tiket full 100%. Pihak kepolisan juga menasihati kami untuk menolak opsi yang diberikan panitia. Kami disarankan untuk menempuh jalur hukum karena ini sudah masuk ranah penipuan. Tentu saja kami tidak terima kena tipu,” tegas Deswita.

Para korban ini telah berhimpun diri dalam sebuah grup WhatsApp. Salah satu dari mereka bahkan telah menunjuk seorang pengacara untuk mengawal kasus ini hingga tuntas. "Dia juga sudah jengkel karena merasa dipermainkan sama panitia," demikian Deswita membocorkan.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tutura Indonesia Media (@tutura.id)

Pengakuan sukarelawan

Carut marutnya pengelolaan Feelings Festival juga meluncur dari mulut Fahri yang jadi salah satu sukarelawan alias volunteer.

Saat kami hubungi via telepon (22/2), Fahri mengaku bergabung jadi sukarelawan sejak Desember 2023. Ketika diterima, Fahri kebagian tugas untuk menjual tiket.

“Hampir semua volunteer yang diterima itu tugasnya bagian penjualan tiket. Jadi kami jualkan tiket acara dengan cara pasang pengumuman lewat story di Instagram,” tutur Fahri.

Selama menjalani tugasnya, Fahri mengaku sudah menjual tiket kepada 18 orang yang kebanyakan teman-teman dekatnya. Ada yang membeli tiket kelas VIP dan reguler.

“Ketika panitia mengundurkan acara dari yang semula Desember 2023 bergeser ke Februari 2024, saya menyaranku teman-temanku yang sudah beli tiket ini untuk minta refund. Soalnya tidak enak sudah perasaanku,” ungkapnya.

Panitia, menurutnya, cenderung tertutup. Selama menjadi sukarelawan, mereka tak pernah dilibatkan dalam pertemuan untuk membahas apa saja kebutuhan lain terkait penyelenggaraan acara.

Akhirnya ada sekitar 10 orang pembeli yang setuju meminta pengembalian uang. Fahri berupaya mengontak panitia untuk meminta pengembalian uang meskipun ribet. “Lantaran malasku sudah, saya berikan nomor kontak orang-orang yang minta refund tadi. Biar panitia langsung yang berurusan soal pengembalian uang tiket,” sambungnya.

Fahri turut hadir mendampingi Deswita saat melapor secara lisan di Kantor Polda Sulteng, Rabu (21/2) petang. Ia sudah berusaha mengabari Moh. Ardiansyah alias Rian selaku ketua panitia via aplikasi berkirim pesan agar turut serta hadir.

Ternyata tak ada seorang pun panitia yang menunjukkan batang hidungnya. “Malah dia (Rian, red.) ada kirim pesan ke WhatsApp Group yang isinya para volunteer. Dia katanya mau menuntut beberapa orang, termasuk saya, yang sudah menyebar fotonya dengan kasus pencemaran nama baik,” ungkap Fahri.

Mendengar ancaman tersebut, Fahri bukannya gentar malah semakin semangat mengawal kasus ini hingga ke pengadilan. Bagi Fahri, hak teman-teman dekatnya yang kadung membeli tiket harus diperjuangkan. Lagi pula, ini menyangkut reputasi alias nama baiknya ke depan.

“Pembeliku tidak mau kalo tidak kembali 100%. Saya juga sudah bilang sama panitia jangan cuma maunya plus terus, tapi tidak berani minus,” tegas Fahri.

Usaha kami untuk meminta keterangan kepada Rian tidak berhasil. Hingga berita ini terbit, panggilan telepon dan pesan teks yang kami kirimkan tak mendapatkan respons.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
1
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Sanggar Seni Lentera menang lomba teater modern di Bali
Sanggar Seni Lentera menang lomba teater modern di Bali
Lentera menjuarai lomba teater modern di Festival Seni Bali Jani 2022. Sanggar asal Palu…
TUTURA.ID - Lima rekomendasi buku versi Aya Canina, mantan personel Amigdala
Lima rekomendasi buku versi Aya Canina, mantan personel Amigdala
Aya Canina, penulis lagu "Kukira Kau Rumah" menghadiri Festival Sastra Banggai 2022. Ia berbagi rekomendasi…
TUTURA.ID - Ramai perkara catut nama dalam pencalonan senator di Sulteng
Ramai perkara catut nama dalam pencalonan senator di Sulteng
Dengan sampel terbatas, ada ratusan kasus comot nama dan dukungan di Sulteng. Sanksi administrasi hingga…
TUTURA.ID - Berbagai suguhan baru dalam penyelenggaraan Festival Danau Poso 2022
Berbagai suguhan baru dalam penyelenggaraan Festival Danau Poso 2022
Selain mempertahankan beberapa menu lama yang rutin ada, FDP 2022 juga menghadirkan beberapa suguhan baru.
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng